SEJARAH KERAJAAN KEDIRI

SEJARAH KERAJAAN KEDIRI
A.    Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Kediri
Pertama-kita menuju kerajaan Mataram kuno di  Jawa timur.saat itu raja Dharmawangsa Teguh mengadakan pesta pernikahan airlangga dan putrinya saat terjadi pesta itu kerajaan diserang kerajaan Wurawari yaitu sekutu kerajaan Sriwijaya dan Dharmawangsa teguh terbunuh dalam peristiwa itu dan Airlangga berhasil melarikan diri.Dan mendirikan kerajaan kahuripan dimana airlangga yang menjadi raja sendiri.Pada saat itu wilayah kerajaan Kahuripan  meliputi Pasuruan dan Sidoarjo saja. Tetapi kahuripan tidak lama setelah kahuripan diserang kerajaan wengker dari ponorogo lalu Airlangga dapat bangkit dan menumpas pemberontakan wengker dan dapat dengan leluasa menaklukan wilayah-wilayah di pulau jawa karena kerajaan sriwijaya dikalahkan oleh Raja Colamandhala dari India.
Andai Dewi Kilisuci bersedia menjadi ratu di Kahuripan, barangkali sejarah tidak mengenal kerajaan Jenggala dan Panjalu dan akhirnya manjadi Kediri. Tetapi karena sang dewi lebih tertarik pada kesunyian gua Selomangleng (Kediri) daripada pesta pora hedonistik istana, karena Sri Sanggramawijaya/Dewi kilisuci yang lahir dari seorang permaisuri memilih menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. maka Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha/Dahapura. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.
Pembelahan kerajaan Kahuripan bukan saja merubah wajah Jawa secara geografis, tapi juga geopolitik dan ekonomi. Pusat pemerintahan yang sebelumnya ada di satu tempat kini menjadi dua. Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan urutan raja-raja sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan.
B.     Raja-Raja Kerajaan Kediri
Raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Kediri
1.      Jaya Warsa berhasil menyatukan Jengala dan Panjalu dengan nama Kediri
2.      Sri Bameswara/Sri Pameswara (1116-1134 M)
3.      Jaya Baya (maharaja sri Dharmmeswara Madhusudanawataranindita Suhrtsingha Parakrama Digjayotunggadewa)  (1135-1157 M).
Raja kediri ketiga yang bergelar Shri Maharaja Shri Kroncarryadipa Handabhuwanapalaka Parakramanindita Digjayotunggadewanama Shri Gandra. Dengan prasatinya pada tahun 1181 M. Raja Kediri paling terkenal adalah Prabu Jayabaya, di bawah pemerintahannya Kediri mencapai kejayaan. Keahlian sebagai pemimpin politik yang ulung Jayabaya termasyur dengan ramalannya. Ramalan–ramalan itu dikumpulkan dalam satu kitab yang berjudul jongko Joyoboyo. Dukungan spiritual dan material dari Prabu Jayabaya dan hal budaya dan kesusastraan tidak tanggung–tanggung. Sikap merakyat dan visinya yang jauh kedepan menjadikan prabu Jayabaya layak dikenang
Prabu Jayabaya adalah salah seorang raja Kediri diabad ke XI, dimana pada masa itu seni sastra , tari dan musik gamelan berkembang pesat.Nama Jayabaya sangat populer tidak hanya dikalangan orang tradisional Jawa, tetapi juga bagi orang Indonesia umumnya, dikarenakan adanya ramalan kuno yang disebut Jangka Jayabaya, yang ramalannya seputar kemerdekaan Indonesia 1945 – benar.
4.      Sarmeswara (1159-1169 M)
5.      Sri Arryeswara (1169-1181 M )
6.      Sri Gandra (1181-1182 M)
7.      Kameswara (1182-1185 M)
8.      Kertajaya (1190-1220).Raja terakhir yang  di kalahkan oleh Ken Arok
9.      Jayakatwang (1292-1293), Sebenarnya raja ini jarang disebutkan sebagai raja terakhir kerajaan Kediri
C.    Wilayah Kekuasaan Kediri
Wilayah kekuasaan kerajaan kediri adalah menyatukan wilayah kerajaan panjalu dan jenggala atau meliputi seluruh jawa timur bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa kekuasaan kediri mengalahkan kerajaan sriwijaya yang mengalami masa reruntuhan



Inilah peta kekuasaan kediri

D.    Peningalan-Peninggalan
1)      Candi Penataran
Candi Penataran atau Candi Palah adalah sebuah gugusan candi yang bersifat keagamaan Hindu Siwaintis terletak di desa Penataran,Kecamatan Nglegok ,Kabupaten Blitar Jawa Timur.Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud  ketinggian 450 M.diperkirakan dibangun pada 1200 Masehi.
2)      Prasasti Sirah Keting  (1104 M)
Prasasti ini berisi tentang pemberian penghargaan berupa tanah dari jayawarsa kepada rakyat desa karena telah berjasa

3)      Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm, lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung.Di sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang lantaran rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di salah satu sisi prasasti.
4)      Prasasti "WANUA" tahun 830 saka,
Yang berisi : "Ing Saka 706 cetra nasa danami sakla pa ka sa wara, angdhiri rake panaraban", artinya : pada tahun saka 706 atau 734 Masehi, bertahta Raja Pake Panaraban.
5)      Prasasti di Tulungagung dan Kertosono (1117-1130 M)
Kedua prasati ini berisi tentang permasalahan keagamaan kedua prasati ini berasal dari raja kameswara
6)      Prasasti Ngantang (1135 M )
Prasasti ini berisi tentang pemberian hadiah berupa tanah yang dilepaskan dari pajak oleh jayabaya prasaati ini ditujukan untuk rakyat desa Ngantang karena telah mengapdi untuk kemajuan Kediri
7)      Prasasti Jaring (1181M)
Prasasti ini dibuat oleh raja Gandra isinya adalah nama-nama yang berasal dari nama hewan seperti Tikus jinada,Kebo,Waruga dabsebagainya hal ini memunculkan adanya birokrasi kerajaan.
8)      Prasasti Kamulan (1194 M)
 Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri tepatnya pada hari Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194.
9)      Prasasti Padelegan.
Prasasti ini dibuat oleh raja kameswara guna mengenang rasa bakti penduduk padelegan kepada raja.


10)  Prasasti Panumbangan
Prasasti ini berisi tentang pemberian anugrah raja untuk penduduk panumbangan karena telah mengabdi kepada rakyat
11)  Prasasti Talan (1136)
terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap kerajaan Garudamukha yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan Narasingha. Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak istimewa.
12)  Prasasti Ceker.
Prasasti ini berisi tentang anugrah raja yang diberikan kepada penduduk desa ceker karena telah mengapdi untuk kemajuan Kediri
13)  Prasasti Banjaran (1052)
menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.


E.     Runtuhnya kerajaan Kediri
Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya terjadi pertentangan dengan kaum Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah melanggar agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok, akuwu Tumapel. Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di desa Ganter, pada tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya kerajaan Kediri.


           









DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com ,www.google.com,
Kitab Samaradana, Pararaton, Negara Kertagama dan Kitab Calon Arang.
kitab Ling-wai-tai-ta yang disusun Chou K’u-fei di tahun 1178 dan di kitab Chu-fan-chi oleh Chau-Ju-Kua di tahun 1225
http://bumikediri.blogspot.com, http://dimasshrul.files.wordpress.com,








BIOGRAFI PENULIS

Bayu April Setiawan Lahir di Lumajang pada Tanggal 04 April 1997.Anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Bejo Sujito dan Siti Aminah.Hobi bermain komputer dan Bermain Sepak Bola,Renang.Menyelesaikan Pendidikan TK Tahun 2004 di TK PGRI Prronojiwo,SD Tahun 2009 di SDN Pronojiwo 01,SMP Tahun 2012 di SMPN 1 Ampelgading ,Saat ini saya menempuh pendidikan di SMK PUTRA INDONESIA Malang.Penulis dapat di hubungi melalui Email : Bayua63@yahooo.co.id , Facebook : Bayu April S, Twitter : @BayuA63 dan Blog : B4yuapril.blogspot.com, Pin BB : 750A31F9

Dindar Afif Sabilli Lahir di kota Malang pada Tanggal 24 – 03 1998.Anak ke 2 dari 5 bersaudara pasangan Gunadi dan Elvi Eko Wati.Hobi Bermain Sepak Bola Menyelesaikan Pendidikan TK Tahun 2002/2003 di TK NU Muslimat 24,SD Tahun 2008/2009 di SD Kartika IV-7,SMP Tahun 2012/2013 di SMPN 10 Malang,Saat ini saya menempuh pendidikan di SMK PUTRA INDONESIA Malang.Penulis dapat di hubungi melalui Facebook Dindar Afif dan Dindar Afif  Sabilli.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan singkat pemanfaatan potensi kekayaan alam NKRI